SMART EDUCATION


Contact

Blogroll

Kamis, 17 Mei 2012

MAKALAH
BAHASA INDONESIA













Nama : Fikri Norisda Hamid
Intan Sarinah
Muhammad Rivan Arzaldi
Yulianti

Kelompok : Enam ( 6 )

















SMA IT AL-MADINAH
Jl. Sukahati No. 36 Karadenan Cibinong Bogor


















Pendahuluan

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami juga berterimakasih kepada Ibu Resti karena berkat bimbingan belajar yang dilakukan selama ini kami bisa menyelesaikan tugas makalah Berbagai Karya Sastra.

Disini kami akan menjabarkan kembali apa yang kami ketahui dari internet tentang Berbagai Karya Sastra.

Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui tentang berbagai jenis kaya sastra yang kita sering lakukan hampir setiap hari, yang belum kita ketahui artinya.

Untuk Ibu Resti kami ucapkan banyak terimakasih atas bimbingannya selama ini.




A. Puisi Lama
• Ciri – ciri :
 Merupakan puisi rakyat yang tidak dikenal nama pengarangnya
 Disampaikan lewat mulut kemulut, jadi merupakan sastra lisan
 Sanagt terikat oleh aturan bait, jumlah suku kata maupun rima
• Aturan – aturan :
 Jumlah kata dalam satu baris
 Jumlah baris dalam satu bait
 Persajakan
 Jumlah suku kata tiap baris
 Irama
• Jenis – jenis puisi lama :
 Mantra
 Pantun
 Karmina
 Seloka
 Gurindam
 Syair
 Talibun
Mantra adalah merupakan salah satu ucapan yang dianggap memiliki kekuatan ghaib
• Ciri – ciri :
 Berirama akhir abc – abc, abcd – abcd, abcde – abcde
 Bersifat lisan, sakti / magis
 Adanya perulangan
 Metafora merupakan unsur penting
 Bersifat esoferik dan misterius
 Lebih bebas dalam hal suku kata, bait dan persajakan
Assalamualaikum putri satalung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sedap gading
Akan membasuh muka mu.
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam Bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan , dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), ber sajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Karmina dan Talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
• Peran Pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
• Aturan – Aturan Pantun
 Jumlah kata dalam 1 baris
 Jumlah baris dalam 1 bait
 Persajakan ( rima )
 Banyak suku kata
 Irama
• Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:

:Air dalam bertambah dalam
:Hujan di hulu belum lagi teduh
:Hati dendam bertambah dendam
:Dendam dahulu belum lagi sembuh

Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
• Jenis jenis pantun

 Pantun Adat
Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat minang pulang ke tampuk
Adat sirih pilang ke ganggang
 Pantun Agama
Banyak bulan bukan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak Tuhan perkara Tuhan
Tidak semulia Tuhan yang Esa
 Pantun Budi
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
 Pantun jenaka
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata di rongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Di atas dada dirongga susu
 Pantun kepahlawanan
Kalau orang menagkap angsa
Tangan tangan menjadi jaringnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung kris jadi penghapusnya
 Pantun nasihat
Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
 Pantun Percintaan
Coba-coba menanam kembang
Moga moga tumbuh kelapa
Coba-coba menanam sayang
Moga-moga menjadi Cinta




Karmina
Karmina adalah sejenis pantun tetapi pendek / kilat.

• Ciri – ciri :
 Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan
 Bersajak aa – aa, aa – bb,
 Bersifat epik menggambarkan seorang pahlawan
 Tidak memiliki sampiran, mempunyai isi
 Semua baris diakhiri koma ( , ) kecuali baris ke empat diakhiri titik ( . )
 Mengandung dua hal bertentangan yaitu rayuan dan perintah

Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Seloka
Yaitu pantun yang berkait
• Ciri – ciri :
 Di tulis empat baris seperti pantun / syairl;
 Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

Terus jalan ke Payukumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Dimana hati tak kan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
Gurindam
Puisi yang berdiri tiap bait 2 baris dan berisi nasihat
• Ciri – ciri :
 Baris pertama berisikan soal, masalah atau perjanjian;
 Baris kedua merupakan jawaban atas soal, masalah atau perjanjian dari baris pertama.
Kurang pikir siasat
Tentu dirimu akan tersesat
Barang siapa tinggalkan sembayang
Bagai rumah tiada bertiang
Jika suami tiada berhati lurus
Istri pun kelak menjadi kurus

Syair
Puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a – a – a – a, berisi nasihat atau cerita.
• Ciri – ciri :
 Berirama a - a – a –a
 Keempat baris mengandung arti atau maksud penyair.
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang aman sentosa
Di pimpin sang raja nan bijaksana

Talibun
Pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, 10 baris.
• Ciri – ciri :
 Jumlah baris lebih dari empat baris tetapi harus genap
 Jika satu bait berisi enam baris maka 3 sampiran dan 3 isi
 Jika enam baris maka a – b – c – a –b –c
 Jika delapan baris maka a- b- c- d - a- b –c –d

Kalau anak pergi ke pekan
Yuk beli belanak pun sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dulu













B. Puisi Baru
Puisi baru bentukya lebih bebas dari puisi lama baik dari segi jumlah baris, kata maupun rima.
• Ciri – ciri :
 Rapi / simetris
 Persajakan akhir teratur
 Menggunakan sajak pantun, syair maupun yang lainnya
 Sebagian besar puisi terdiri dari empat seutai
• Jenis – jenis :
 Balada
Puisi yang berisi tentang kisah / cerita
 Himne
Puisi yang di tunjukan untuk Tuhan, Tanah Air, Pahlawan
 Ode
Puisi yang dibuat dalam keadaan bersahaja
 Epigran
Puisi yang berisi tentang tuntunan / ajaran hidup
 Romance
Puisi yang berisi tentang percitaan
 Elegi
Puisi yang berisi gambaran seseorang dalam ratapan tangis / kesedihan
 Satrie
Puisi yang bertujuan untuk berkeritik / sindiran
• Bentuk – Bentuk :
 Distikon ( 4 baris, sajak seuntai, Rima aa – bb )
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali – kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh

 Terzina ( Itali; 3 Irama )
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bahagia cinta melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari

 Quatrin ( Perancis; 4 baris )
Mendatang – datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi karda lama lalu
Membuat hati jua
Layu limpu rindu sendu
 Quint ( Sajak a – a – a – a – a )
Hanya kepada Tuan
Satu – satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu – satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada Tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu – satu kenyataan
Yang bisa di rasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada Tuan\Yang enggan menerima kenyataan

 Sektet ( 6 baris, rima berakhir bebas )
Merindu bahagia
Jika hari tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku terasa tenggelam
Dalam laut tidak terbatas
Menangis hati diiris sedih

 Septime ( Latin ; 7 baris, rima berakhir bebas )
Indonesia tumpah darahku
Duduk dipantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Di tempat air yang mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya

 Oktaf / stanza ( Latin ; 8 baris, dikenal sebagai double Quartin )
Awan
Awab datang melaju perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam lanit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan tengah malam

 Soneta ( 14 baris, 4 bait terdiri atas 2 Quatrain dan 2 Terzina, Jumlah suku kata tiap baris 9 – 14 suku, Rima berakhir a –b – b –a, a- b - b – a, c - d – c, c - d- d )
Gembala
Perasaan siapa ta’kan menyala
Melihat anak – anak berlagu dendang
Seorang saya ditengah padang
Tidak berbaju buka kepala
Beginilah nasib anak gembala
Berteduh dibawah kayu rindang
Semenjak pagi meninggalkan kandang
Pulang kerumah di senja kala
Jauh sedikit sesanyup sampai
Terdengar olehku bunyi serunai
Melagukan alam nan molek permai
Wahai gembala disegala hijau
Mendengarkan puputmu menurunkan kerbau
Maukah aku menurutkan dikau
C. Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa biasanya dibagi menjadi dua yaitu, Prosa Lama dan Prosa Baru
Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah "gancaran".
• Prosa Lama
 Hikayat
Sastra lama yang berisi tentang cerita para dewa, peri, pangeran atau putri kerajaan, serta raja – raja yang mempunyai kehidupan luar biasa atau ghaib.
 Sejarah/ tlambo
Bentuk prosa lama yang ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah yang pernah terjadi
 Dongeng
Sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa dan penuh khayalan, tentang dewa – dewa, peri – peri dan sebagainya. Fungsi dongeng adalah sebagai penghibur, oleh karena itu dongeng disebut juga dengan pelipur lara.

• Prosa Baru
 Roman
Berisi cerita tentang kehidupan manusia yang dilukiskan secara terperinci atau detail. Berdasarkan isinya roman dibagi menjadi roman sejarah, roman sosial, roman jiwa, roman tendes.
 Cerpen
Karangan pendek yang berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia yang penuh pertikaina, mengharuka atau menyenangkan, dan mengandug pesan yang tidak mudah dilupakan.
 Novel
Karangan imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas probmatika kehidupan manusia atau beberapa tokoh.
 Otobiografi
Kisah cerita yang berisi tentang pribadi si pengarang sendiri, mengenai pengalaaman hidupnya sejak keil hingga dia dewasa.
 Biografi
Suatu kisah atau cerita tentang pengalaman hidup seseorang sejak lahir hingga dewasa bahkan sampai dia menginggal yang ditulis oleh orang lain.
 Essay
Karangan yang berupa kupasan tentang suatu hasil karya sastra, keseniaan atau bidang kebudayaan yang dilakukan oleh seorang ahli di bidangnya.
 Kritik
Kupasan tentang suatu karya sastra, kesenian atau bidang kebudayaan yang ditulis oleh seorang ahli dengan menekankan pada fakta objektif.

DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By